Industri kecantikan telah menyaksikan perubahan revolusioner menuju inklusivitas, menantang standar kecantikan tradisional, dan merayakan keberagaman. Transformasi ini sudah lama tertunda, dan seiring dengan semakin sadarnya industri akan dampaknya terhadap masyarakat, merek mendefinisikan ulang kecantikan dengan merangkul inklusivitas.
Jadi, mari kita bahas mengapa merangkul inklusivitas sebagai sebuah bisnis sangatlah penting, khususnya dalam industri kecantikan.
Daftar Isi
Apa itu kecantikan inklusif?
Mengapa merangkul inklusivitas penting dalam industri kecantikan?
Bagaimana menjadi merek kecantikan yang inklusif
Pesan terakhir
Apa itu kecantikan inklusif?
Inklusivitas mengacu pada komitmen untuk merangkul dan mewakili keragaman pengalaman, penampilan, dan identitas manusia. Ini melibatkan pengakuan dan perayaan keunikan individu, tanpa memandang ras, etnis, jenis kelamin, usia, tipe tubuh, kemampuan, atau karakteristik lainnya.
Dalam industri kecantikan yang benar-benar inklusif, semua individu harus merasa diperhatikan, dihargai, dan dilayani dalam hal penawaran produk dan representasi pemasaran.
Mengapa merangkul inklusivitas penting dalam industri kecantikan?
1. Representasi itu penting
Salah satu alasan paling signifikan mengapa inklusivitas sangat penting dalam industri kecantikan adalah pentingnya keterwakilan. Sudah terlalu lama standar kecantikan didefinisikan secara sempit, tidak mencakup beragam etnis, tipe tubuh, dan identitas gender. Kurangnya keterwakilan dapat mengecewakan dan mengasingkan mereka yang tidak cocok dengan pola konvensional.
Ketika orang-orang melihat diri mereka terwakili dalam kampanye kecantikan, iklan, dan penawaran produk, hal ini mengirimkan pesan yang kuat—bahwa mereka dilihat dan diakui, dan kecantikan unik mereka dirayakan. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri, membantu meruntuhkan stereotip, dan menumbuhkan masyarakat yang lebih inklusif.
2. Memenuhi beragam kebutuhan konsumen
Basis konsumen global sangat beragam, dan merek kecantikan mulai menyadari bahwa memenuhi keberagaman ini bukan hanya sebuah keharusan moral namun juga merupakan langkah bisnis yang cerdas. Konsumen ingin melihat produk yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka, baik dari segi warna kulit, jenis rambut, atau preferensi budaya. Di sebuah 2023 Laporan, Mintel mencatat 53% konsumen kesulitan menemukan produk kecantikan yang sesuai dengan warna kulitnya.
Merangkul inklusivitas dalam lini produk tidak hanya memperluas daya tarik suatu merek tetapi juga membuka pasar baru. Ketika dunia semakin terhubung, merek kecantikan yang gagal beradaptasi terhadap perubahan demografi berisiko kehilangan sebagian besar basis pelanggan potensial mereka.
Meskipun memenuhi beragam kebutuhan konsumen merupakan hal yang penting, melakukan hal tersebut hanya berdasarkan keuntungan finansial bisnis bukanlah inti dari inklusivitas. Konsumen secara aktif mencari merek yang benar-benar inklusif. Survei terbaru yang dilakukan oleh Accenture menemukan bahwa 41% konsumen telah beralih dari suatu merek karena mereka menganggap kurangnya keberagaman dan inklusi. Selain itu, konsumen begitu berdedikasi pada keasliannya, menurutnya Mintel, 78% ingin melihat gambar yang belum diedit di iklan kecantikan.
3. Menantang stereotip kecantikan
Standar kecantikan tradisional telah melanggengkan stereotip yang merugikan, sehingga menghasilkan definisi kecantikan yang sempit dan seringkali tidak dapat dicapai. Inklusivitas dalam industri kecantikan menantang stereotip ini, mendorong representasi yang lebih realistis dan beragam mengenai apa yang dianggap cantik.
Dengan menampilkan beragam warna kulit, bentuk tubuh, dan ekspresi gender, merek kecantikan menyampaikan pesan bahwa kecantikan datang dalam berbagai bentuk. Hal ini mendorong penerimaan diri dan mendorong pergeseran budaya ke arah merayakan perbedaan dibandingkan mengikuti suatu cita-cita yang sering kali tidak dapat dicapai.
4. Meningkatkan harga diri dan kesejahteraan mental
Dampak standar kecantikan terhadap kesehatan mental tidak bisa dilebih-lebihkan. Paparan kecantikan yang terbatas dan diidealkan secara terus-menerus dapat menyebabkan rendahnya harga diri, ketidakpuasan terhadap tubuh, dan bahkan masalah kesehatan mental, khususnya di kalangan anak muda. Citra tubuh yang negatif berdampak pada semua orang 31% remaja dan 35% orang dewasa merasa malu atau tertekan karena cara mereka memandang tubuh mereka.
Merangkul inklusivitas dalam industri kecantikan membantu membongkar narasi buruk bahwa hanya penampilan tertentu saja yang diinginkan. Ketika individu melihat representasi kecantikan yang beragam, hal ini akan meningkatkan citra diri yang lebih positif dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mental. Hal ini sangat penting terutama di dunia di mana media sosial dan iklan sangat memengaruhi persepsi terhadap kecantikan.
5. Tanggung jawab sosial dan branding yang etis
Konsumen saat ini lebih sadar sosial dibandingkan sebelumnya. Mereka ingin mendukung merek yang selaras dengan nilai-nilai mereka, dan inklusivitas semakin menjadi aspek yang tidak dapat dinegosiasikan dari nilai-nilai tersebut. Merek yang gagal menerapkan inklusivitas berisiko dianggap tidak relevan atau, lebih buruk lagi, menjadi pelaku standar kecantikan yang merugikan.
Dengan mengedepankan inklusivitas, merek kecantikan menunjukkan komitmen terhadap tanggung jawab sosial; hal ini membantu membangun loyalitas merek dan berkontribusi pada pergeseran masyarakat yang lebih luas menuju konsumerisme yang lebih etis dan bertanggung jawab.
Bagaimana menjadi merek kecantikan yang inklusif
Sekarang setelah Anda memahami inklusivitas dan perannya dalam industri kecantikan, pertanyaan pentingnya adalah: bagaimana Anda dapat menjadikan merek Anda lebih inklusif? Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yang dapat membuat merek Anda lebih inklusif.
Rentang produk
Kecantikan inklusif berarti menawarkan produk yang memenuhi beragam warna kulit, tekstur rambut, dan karakteristik unik lainnya. Hal ini mencakup pengembangan warna riasan yang sesuai dengan beragam jenis kulit, produk perawatan rambut untuk tekstur berbeda, dan solusi perawatan kulit yang memenuhi berbagai kebutuhan.
Inklusivitas dalam industri kecantikan juga melibatkan bahasa yang digunakan dalam deskripsi produk. Deskripsi yang hanya berfokus pada fitur-fitur yang diinginkan secara tradisional dapat mengasingkan individu yang tidak mematuhi standar tersebut.
Representasi dalam pemasaran
Inklusivitas meluas ke upaya pemasaran dan periklanan. Merek yang memprioritaskan inklusivitas memastikan kampanye mereka menampilkan model dan influencer dari berbagai latar belakang dan tipe tubuh, yang menampilkan spektrum kecantikan yang luas. Representasi ini membantu menantang standar kecantikan yang sempit dan mendorong persepsi kecantikan yang lebih realistis dan beragam.
Bahasa inklusif
Inklusivitas dalam pemasaran tidak hanya sekedar representasi visual dan harus memprioritaskan bahasa yang inklusif. Seperti disebutkan di atas, bahasa inklusif dapat memainkan peran penting dalam deskripsi produk, namun bagaimana lagi kita dapat memikirkan bahasa inklusif?
- Secara historis, bahasa kecantikan sering kali sarat dengan asumsi dan stereotip, sehingga memperkuat cita-cita sempit. Istilah-istilah seperti “kecantikan universal” atau “satu ukuran untuk semua” telah melanggengkan narasi eksklusif, tidak menyertakan individu yang penampilannya berbeda dari standar konvensional. Merangkul inklusivitas memerlukan penyimpangan dari bahasa tersebut. Alih-alih mempromosikan definisi kecantikan yang tunggal, bahasa inklusif mengakui dan merayakan keragaman penampilan, menekankan bahwa kecantikan bersifat subjektif dan unik bagi setiap individu.
- Bahasa kecantikan tradisional terkadang mengandung istilah-istilah yang berkonotasi negatif dan berkontribusi terhadap stigmatisasi. Misalnya, kata-kata seperti “kekurangan” atau “ketidaksempurnaan” menyiratkan bahwa ciri-ciri alami tertentu tidak diinginkan. Bahasa inklusif tidak menstigmatisasi istilah-istilah dan sebaliknya berfokus pada pemberdayaan individu. Frasa seperti “fitur unik” atau “karakteristik individu” menyampaikan pesan positif, mendorong orang untuk menerima apa yang membuat mereka berbeda daripada menganggap atribut alami mereka sebagai kekurangan.
Bahasa dan gender yang inklusif
Seperti banyak industri lainnya, industri kecantikan berkembang menjadi lebih inklusif gender. Mengenali dan menghormati identitas gender yang beragam sangat penting dalam penggunaan bahasa.
Merek dapat mengadopsi bahasa inklusif dengan menggunakan kata ganti yang netral gender atau menyapa audiensnya dengan istilah seperti “semua orang” atau “semua individu”. Hal ini membantu menciptakan lingkungan di mana orang-orang dari semua identitas gender merasa diakui dan dihargai.
Bahasa yang dapat diakses
Inklusivitas juga mencakup memastikan bahwa bahasa dapat diakses oleh semua orang. Terminologi yang rumit atau eksklusif dapat menimbulkan hambatan bagi individu. Menggunakan bahasa yang positif dan jelas membantu memastikan pesan yang disampaikan bersifat inklusif dan mudah dipahami. Pendekatan ini sangat relevan dalam instruksi produk, karena pendekatan ini memastikan bahwa konsumen dari berbagai latar belakang dapat dengan percaya diri menggunakan dan menikmati produk tanpa merasa dikucilkan.
Keragaman tenaga kerja
Kecantikan inklusif juga melibatkan pengembangan keberagaman dalam angkatan kerja di industri ini. Hal ini mencakup mempekerjakan individu dari latar belakang, budaya, dan pengalaman berbeda, serta memastikan bahwa pengambil keputusan dan tim kreatif mencerminkan keragaman basis konsumen.
Dengarkan umpan balik
Inklusivitas juga melibatkan pendekatan terbuka dan reseptif terhadap masukan konsumen. Merek yang secara aktif mencari dan mendengarkan masukan dapat menyempurnakan bahasanya agar lebih diterima oleh audiensnya.
Jika konsumen mengungkapkan kekhawatirannya atau menyarankan perbaikan terkait bahasa inklusif, merek dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap inklusivitas dengan menyesuaikan komunikasi mereka.
Pesan terakhir
Inklusivitas harus selalu dipertimbangkan saat membuat dan memasarkan produk. Hal ini terutama berlaku di industri kecantikan, yang dampaknya terhadap masyarakat sangat besar. Namun inklusivitas bukan hanya tentang menciptakan produk dan kampanye pemasaran yang inklusif; ini tentang menciptakan lingkungan yang aman dan menerima semua orang.