Beranda » Sumber Produk » Kemasan & pencetakan » Inovasi Kemasan: Meningkatnya Penggunaan Bahan Ringan
tampilan atas datar sekali pakai kosong pengiriman kemasan makanan

Inovasi Kemasan: Meningkatnya Penggunaan Bahan Ringan

Peringanan, praktik mengurangi berat kemasan, mengubah industri pengemasan dengan mengurangi emisi karbon dan penggunaan material.

kemasan kertas ringan
Inovasi dalam hal bobot ringan membuka jalan bagi solusi pengemasan yang lebih berkelanjutan. Kredit: NoonBuSin via Shutterstock.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri pengemasan telah membuat langkah signifikan dalam mengurangi jejak karbon melalui pengurangan bobot.

Strategi ini melibatkan meminimalkan berat dan volume bahan pengemasan, sehingga menghasilkan emisi transportasi yang lebih rendah dan pengurangan penggunaan bahan baku.

Perusahaan di berbagai sektor mengadopsi teknik peringanan inovatif untuk meningkatkan keberlanjutan dan memenuhi permintaan yang terus meningkat akan produk ramah lingkungan.

Pengurangan bobot ringan: strategi kunci untuk keberlanjutan

Pengurangan bobot merupakan metode efektif untuk mengurangi dampak pengemasan terhadap lingkungan.

Dengan mengurangi berat kemasan, perusahaan dapat mengurangi emisi karbon yang terkait dengan transportasi dan produksi bahan baku secara signifikan. Henkel, misalnya, telah mengurangi ketebalan kaleng hairspray Taft, sehingga menghemat lebih dari 15% bahan dan air yang digunakan selama produksi.

Perubahan ini saja menghemat sekitar 3,500 metrik ton CO2 dan 900,000 meter kubik air setiap tahunnya.

Selain itu, pengurangan bobot tidak terbatas pada kaleng logam. Teknik ini juga diterapkan pada wadah plastik dan kaca. Misalnya, Dassault Systèmes dan mitranya tengah melakukan uji coba virtual untuk mengembangkan botol kaca yang ringan untuk merek Johnnie Walker yang ikonik dari Diageo.

Inovasi ini bertujuan untuk mengurangi berat kaca tanpa mengurangi kekuatannya, sehingga menurunkan energi yang dibutuhkan untuk produksi dan transportasi.

Kompromi dan tantangan

Meskipun pengurangan bobot menawarkan manfaat yang signifikan, pengurangan bobot juga menghadirkan tantangan dan konsekuensi tertentu. Salah satu isu utama adalah menyeimbangkan pengurangan jejak karbon dengan kebutuhan akan daur ulang.

Misalnya, meskipun botol plastik PET memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan kaca dan aluminium karena bobotnya yang lebih ringan dan emisi produksi yang lebih rendah, botol ini menimbulkan risiko pencemaran lingkungan yang lebih tinggi jika tidak didaur ulang dengan benar.

Analisis McKinsey menyoroti bahwa kinerja keberlanjutan bahan kemasan harus dinilai secara komprehensif, mempertimbangkan dampak karbon langsung dan tidak langsung.

Ini termasuk mengevaluasi seluruh rantai nilai, dari ekstraksi bahan mentah hingga pembuangan akhir masa pakai. Perusahaan harus menavigasi kompleksitas ini untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan emisi karbon dan memastikan daur ulang.

Permintaan konsumen dan dorongan legislatif

Dorongan menuju pengemasan yang berkelanjutan didorong oleh permintaan konsumen dan persyaratan legislatif. Konsumen semakin menyadari dampak lingkungan dari pengemasan dan menuntut produk dengan pengemasan yang minimal dan ramah lingkungan.

Perubahan perilaku konsumen ini telah mendorong perusahaan untuk berinovasi dan berinvestasi dalam solusi pengemasan yang berkelanjutan.

Peraturan perundang-undangan juga memainkan peran penting dalam memajukan praktik pengemasan berkelanjutan. Misalnya, di Inggris, perusahaan diberi insentif untuk menggunakan konten daur ulang dalam kemasan mereka guna menghindari pajak plastik yang tinggi.

Peraturan semacam itu mendorong perusahaan untuk mengadopsi prinsip ekonomi sirkular, dengan fokus pada pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang bahan.

Inovasi dan arah masa depan

Inovasi dalam hal pengurangan bobot membuka jalan bagi solusi pengemasan yang lebih berkelanjutan. Kemajuan dalam ilmu material dan teknologi digital memungkinkan perusahaan untuk bereksperimen dengan material dan desain baru.

Teknologi kembaran virtual, misalnya, memungkinkan simulasi digital bahan pengemasan, sehingga memungkinkan proses pengujian dan pengembangan yang lebih cepat dan efisien.

Teknologi ini dimanfaatkan untuk menciptakan botol kaca yang lebih ringan, lebih kuat, dan lebih berkelanjutan, seperti yang terlihat dalam kolaborasi antara Dassault Systèmes, Ardagh Group, dan EXXERGY.

Ke depannya, industri pengemasan kemungkinan akan terus mengalami inovasi dalam hal bahan yang ringan dan berkelanjutan. Perusahaan harus tetap tangkas, beradaptasi dengan preferensi konsumen dan lanskap regulasi yang terus berkembang.

Sasarannya adalah untuk menciptakan kemasan yang tidak hanya memenuhi persyaratan fungsional tetapi juga berkontribusi pada jejak karbon yang lebih rendah dan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Pada akhirnya, pengurangan bobot merupakan langkah maju yang signifikan dalam mengurangi jejak karbon dari kemasan. Melalui desain inovatif dan penggunaan material, perusahaan membuat langkah maju menuju solusi kemasan yang lebih berkelanjutan.

Karena permintaan konsumen dan tekanan legislatif terus meningkat, industri harus tetap berkomitmen untuk memajukan upaya ini, memastikan bahwa keberlanjutan tetap menjadi yang terdepan dalam inovasi pengemasan.

Sumber dari Gerbang Pengemasan

Penafian: Informasi yang diuraikan di atas disediakan oleh packing-gateway.com secara independen dari Chovm.com. Chovm.com tidak membuat pernyataan dan jaminan mengenai kualitas dan keandalan penjual dan produk. Chovm.com secara tegas melepaskan tanggung jawab apa pun atas pelanggaran yang berkaitan dengan hak cipta konten.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *

Gulir ke Atas