Beranda » Berita Terkini » Temu Menerapkan Sensor Pencarian untuk Pengguna Amerika

Temu Menerapkan Sensor Pencarian untuk Pengguna Amerika

Aplikasi Temu. pasar online

Platform ini melarang istilah-istilah yang tidak secara khusus tercakup dalam kebijakannya, sehingga menimbulkan kebingungan dan kontroversi.

Pencarian kata kunci politik tertentu kini tidak membuahkan hasil di platform. Kredit: Markus Mainka melalui Shutterstock.
Pencarian kata kunci politik tertentu kini tidak membuahkan hasil di platform. Kredit: Markus Mainka melalui Shutterstock.

Temu, platform ritel asal Tiongkok yang berkembang pesat dan mulai dikenal di AS, telah memperluas praktik sensornya dari pasar Tiongkok hingga ke wilayah Amerika, menurut laporan Forbes.

Sesuai dengan arahan pemerintah Tiongkok, Temu kini membatasi pencarian topik sensitif politik di Tiongkok dan Amerika Serikat.

Pencarian kata kunci seperti 'Trump', 'Biden', 'election', dan 'presiden' di Temu tidak membuahkan hasil, meskipun produk terkait tersedia di platform.

Meskipun ratusan item bertema Trump dan Biden terdaftar, platform tersebut sengaja menghilangkan hasil pencarian untuk istilah-istilah tersebut, dan memilih untuk menampilkan produk yang dikaitkan dengan frasa yang lebih netral, termasuk 'kebebasan' atau 'AS'.

Pendekatan ini sangat kontras dengan pengecer besar Amerika seperti Amazon, Walmart, dan Target, yang secara terbuka menampilkan ribuan listingan terkait tokoh politik Amerika.

Forbes mencatat bahwa Temu juga memfilter pencarian untuk topik seperti 'Israel', 'Palestina', dan 'Hamas', namun anehnya ia juga memberikan hasil untuk istilah seperti 'Nazi' dan 'Hitler.'

Kritikus telah menyuarakan keprihatinan atas keputusan Temu untuk menerapkan tindakan sensor yang ketat di AS, terutama mengingat pertumbuhan basis pengguna yang signifikan, yang mencapai rata-rata 20 juta pengguna bulanan pada kuartal pertama tahun 2024.

Kebijakan platform tersebut, yang melarang produk yang melanggar undang-undang nasional, tidak menyebutkan larangan apa pun dalam istilah atau item politik, sehingga membuat para pengamat bingung dengan pendekatannya.

Menurut Forbes, analis industri berpendapat bahwa Temu mungkin sedang mencari keseimbangan antara memenuhi tuntutan otoritas Tiongkok dan mempertahankan citra yang ramah di pasar Amerika.

Meskipun beberapa orang memandang sensor sebagai langkah strategis untuk menghindari kontroversi, ada pula yang berpendapat bahwa hal ini dapat berdampak pada kebebasan berpendapat dan pilihan konsumen.

Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya pengawasan terhadap perusahaan teknologi Tiongkok yang beroperasi di AS, dan anggota parlemen menyerukan penyelidikan terhadap praktik Temu.

Kekhawatiran serupa mendorong tindakan legislatif terhadap TikTok, yang menyoroti kekhawatiran yang lebih luas tentang pengaruh Tiongkok terhadap platform online.

Meski mendapat kritik, ekspansi Temu terus berlanjut, dengan perusahaan induknya, PDD Holdings, melaporkan rekor keuntungan pada tahun 2023.

Dengan kantor pusatnya yang kecil di Amerika dan tenaga kerja yang besar di Tiongkok, pengaruh Temu melampaui platform e-commerce, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara kesuksesan komersial dan kepatuhan terhadap nilai-nilai demokrasi.

Sumber dari Jaringan Wawasan Ritel

Penafian: Informasi yang diuraikan di atas disediakan oleh retail-insight-network.com yang independen dari Chovm.com. Chovm.com tidak membuat pernyataan dan jaminan mengenai kualitas dan keandalan penjual dan produk.

Tentang Penulis

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Bidang yang harus diisi ditandai *

Gulir ke Atas