Sebuah survei konsumen baru menemukan bahwa harga rendah merupakan insentif utama bagi pembeli untuk membeli barang dari toko online di luar negara asal mereka.
Sebuah survei terhadap 2,000 konsumen di Inggris dan AS yang dilakukan oleh platform pengalaman perdagangan Nosto menemukan bahwa 70% mengatakan mereka cenderung membeli fesyen dari luar negeri, dengan harga yang lebih murah (41%) dan keinginan untuk membeli barang-barang yang unik atau tidak biasa (33%) salah satu pemicu terbesar.
Lebih dari separuh (52%) konsumen mengungkapkan bahwa mereka telah membeli setidaknya satu item dari toko e-commerce internasional dalam 12 bulan terakhir.
Pembeli lintas negara kemungkinan besar membeli fesyen dan aksesoris (70%) diikuti oleh barang-barang yang berhubungan dengan olahraga dan hobi (57%) serta produk kesehatan dan kecantikan (55%).
Apa yang memotivasi pembelian lintas negara?
53% konsumen mengakui bahwa kenaikan harga di dalam negeri berarti mereka cenderung mencari pembelian yang terjangkau di tempat lain.
Khususnya, 29% bahkan akan mempertimbangkan untuk membeli merek palsu dari luar negeri jika harganya lebih murah. Angka ini meningkat menjadi 45% untuk konsumen Generasi Z (usia 16 hingga 24 tahun).
Hampir seperempat konsumen (23%) yang mempertimbangkan pembelian lintas negara termotivasi oleh produk yang mereka lihat di media sosial. Inilah alasan utama yang diberikan oleh Gen Z (33%).
Kurangnya kepercayaan masih menjadi hambatan utama
Dorongan pemasaran di AS dan Inggris melalui pasar e-commerce Tiongkok, yang menjual fesyen dan beragam pilihan produk lainnya, juga mendorong minat terhadap produk ini. Lebih dari separuh (54%) konsumen yang disurvei setuju bahwa mereka pernah mendengar tentang pasar online seperti Temu dan AliExpress dan akan mempertimbangkan untuk memesan dari mereka jika mereka memiliki produk yang diminati.
Di sisi negatifnya, 92% konsumen mengaku memiliki kekhawatiran dalam melakukan pembelian internasional dan 60% kurang percaya pada toko e-commerce internasional dibandingkan toko dalam negeri.
Sebanyak 71% cenderung tidak memberi mereka kesempatan kedua setelah mengalami pengalaman pembelian yang buruk dibandingkan dengan toko domestik.
Permasalahan lingkungan, sosial dan tata kelola juga ikut berperan, dimana 67% setuju bahwa mereka tidak akan melakukan pembelian dari toko e-commerce di negara lain jika mereka mendengar bahwa toko tersebut terkait dengan kerja paksa atau kondisi kerja yang buruk. 49% setuju bahwa mereka khawatir untuk memesan produk secara online dari tujuan yang jauh karena dampak transportasi terhadap lingkungan.
Manajer umum Nosto, Matthäus Bognar, berkomentar: “Jika Anda adalah pengecer yang mencoba menjual ke pasar internasional, Anda harus memberikan kejelasan mutlak tentang semua aspek proses pembelian, pengiriman, dan pengembalian.”
Sumber dari Jaringan Wawasan Ritel
Penafian: Informasi yang diuraikan di atas disediakan oleh retail-insight-network.com secara independen dari Chovm.com. Chovm.com tidak membuat pernyataan dan jaminan mengenai kualitas dan keandalan penjual dan produk.